Add caption |
Hampir semua perintah ibadah di dalam Islam ditetapkan melalui wahyu,
kecuali sholat. Ibadah sholat fardlu lima waktu adalah ibadah istimewa
yang diterima dan disyariatkan melalui peristiwa fenomenal, mukjizat
Isro’- Mi’roj. Manakala seorang mukmin melaksanakan sholat sebagaimana
Nabi Muhammad SAW menunaikannya, sesuai tuntunan syariat, memperhatikan
fadilah, hikmah, dan berbagai kaifiyahnya, ibadah sholat itu bagaikan
mikroj. “Mi’roj seorang mukmin adalah sholat!’ Melalui sholat, seorang
mukmin naik ke alam spiritual, beraudiensi dan berkomunikasi secara
intens, sakral, khusyu’ dan tawadlu’.
Rosululloh Muhammad SAW menegaskan dalam sebuah hadisnya, sholat lima
waktu adalah ibadah utama dan istimewa. Sholat adalah ibadah pertama
yang diwajibkan setelah seseorang membaca ikrar dua kalimat syahadat.
Sholat pula yang diwasiyatkan nabi sesaat sebelum berpulang ke
rohmatulloh. Sholat adalah wasiyat pertama, sekaligus wasiyat nabi
terakhir. Melalui sholat seorang mukmin membangun kesadaran Ilahiyah,
insaniyah, dan alamiyah. “Tegakkan sholat demi mengingat-Ku!”. Tunaikan
sholat demi mengingat keagungan, kebesaran, kekuasaan, dan
kasih-sayang-Nya. Tegakkan sholat demi memelihara kesadaran betapa
Alloh-lah Dzat yang Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Pencipta, Maha Suci,
Maha Kaya, Maha Mengetahui, Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Melalui
sholat seorang mukmin mengagungkan, memuji, menyatakan syukur, memohon
kebahagiaan, mencegah diri dari perilaku menyimpang serta berlindung
dari gangguan syaithon, atau azab di hari kemudian.
Sholat adalah tiang agama. barang siapa menegakkannya, maka ia telah
menyelamatkan agamanya. Barang siapa meninggalkannya, maka dia telah
merobohkan agamanya. Bila kita berharap perilaku seorang mukmin menjadi
baik, maka sholat adalah terapi terbaik. “Sungguh sholat mencegah diri
dari perbuatan keji dan munkar”. Dengan sholat, seorang mukmin membangun
akhlak mulia, moralitas terpuji, mengendalikan hasrat-hasrat rendah,
serta meredam sifat-sifat nafsiyah seperti sombong, dengki, rakus,
bakhil, dusta, dholim atau sewenang-wenang, dan berbagai karakter bebas
nilai yang merendahkan martabat manusia, menimbulkan kerusakan, dan
berbagai bencana kemanusiaan. Maka berkat sholat yang tulus, cerdas,
sabar, dan istiqomah, seorang mukmin tidak hanya meraih kebajikan
individual. Sholat membangun kesetaraan dan kebersamaan sosial. Sholat
yang benar akan menjadi rahmat bagi siapa pun. Sholat melepas
sekat-sekat duniawi yang bersifat pragmatis, materialistis, dan
hedonistis. Sholat menjadi pengikat dan perekat kemanusiaan yang
dengannya manusia menjadi selamat, terhormat, dan mulia.
Kelak, di hari kiamat, sholatlah yang pertama kali dihisab. Bila
kualitas sholat seorang mukmin baik, dapat dijamin aktifitas ibadah
lainnya menjadi baik dan diterima. Manakala sholat sesuai tuntunan
syariat, hidup manusia di dunia dan akhirat dijamin selamat, mulia, dan
terhormat.
Oleh : Abdul Hakim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar