Kamis, 06 Juni 2013

MI’ROJ LAH DENGAN SHALATMU

Add caption

Hampir semua perintah ibadah di dalam Islam ditetapkan melalui wahyu, kecuali sholat. Ibadah sholat fardlu lima waktu adalah ibadah istimewa yang diterima dan disyariatkan melalui peristiwa fenomenal, mukjizat Isro’- Mi’roj.  Manakala seorang mukmin melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Muhammad SAW menunaikannya, sesuai tuntunan syariat, memperhatikan fadilah, hikmah, dan berbagai kaifiyahnya, ibadah sholat itu bagaikan mikroj. “Mi’roj seorang mukmin adalah sholat!’ Melalui sholat, seorang mukmin naik ke alam spiritual, beraudiensi dan berkomunikasi secara intens, sakral, khusyu’ dan tawadlu’.
Rosululloh Muhammad SAW menegaskan dalam sebuah hadisnya, sholat lima waktu adalah ibadah utama dan istimewa. Sholat adalah ibadah pertama yang diwajibkan setelah seseorang membaca ikrar dua kalimat syahadat. Sholat pula yang diwasiyatkan nabi sesaat sebelum berpulang ke rohmatulloh. Sholat adalah wasiyat pertama, sekaligus wasiyat nabi terakhir. Melalui sholat seorang mukmin membangun kesadaran Ilahiyah, insaniyah, dan alamiyah. “Tegakkan sholat demi mengingat-Ku!”. Tunaikan sholat demi mengingat keagungan, kebesaran, kekuasaan, dan kasih-sayang-Nya. Tegakkan sholat demi memelihara kesadaran betapa Alloh-lah Dzat yang Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Pencipta, Maha Suci, Maha Kaya, Maha Mengetahui, Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Melalui sholat seorang mukmin mengagungkan, memuji, menyatakan syukur, memohon kebahagiaan, mencegah diri dari perilaku menyimpang serta berlindung dari gangguan syaithon, atau azab di hari kemudian.
Sholat adalah tiang agama. barang siapa menegakkannya, maka ia telah menyelamatkan agamanya. Barang siapa meninggalkannya, maka dia telah merobohkan agamanya. Bila kita berharap perilaku seorang mukmin menjadi baik, maka sholat adalah terapi terbaik. “Sungguh sholat mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar”. Dengan sholat, seorang mukmin membangun akhlak mulia, moralitas terpuji, mengendalikan hasrat-hasrat rendah, serta meredam sifat-sifat nafsiyah seperti sombong, dengki, rakus, bakhil, dusta, dholim atau sewenang-wenang, dan berbagai karakter bebas
nilai yang merendahkan martabat manusia, menimbulkan kerusakan, dan berbagai bencana kemanusiaan. Maka berkat sholat yang tulus, cerdas, sabar, dan istiqomah, seorang mukmin tidak hanya meraih kebajikan individual. Sholat membangun kesetaraan dan kebersamaan sosial. Sholat yang benar akan menjadi rahmat bagi siapa pun. Sholat melepas sekat-sekat duniawi yang bersifat pragmatis, materialistis, dan hedonistis. Sholat menjadi pengikat dan perekat kemanusiaan yang dengannya manusia menjadi selamat, terhormat, dan mulia.
Kelak, di hari kiamat, sholatlah yang pertama kali dihisab. Bila kualitas sholat seorang mukmin baik, dapat dijamin aktifitas ibadah lainnya menjadi baik dan diterima. Manakala sholat sesuai tuntunan syariat, hidup manusia di dunia dan akhirat dijamin selamat, mulia, dan terhormat.
Oleh : Abdul Hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar