Jumat, 07 Juni 2013

Bibel, Al-Quran, dan Ilmu Pengetahuan Modern

Bibel, Al-Quran, dan Ilmu Pengetahuan Modern

Bibel, Al-Quran, dan Ilmu Pengetahuan Modern, adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Maurice Bucaille. Bibel, Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Modern judul asli dalam bahasa Perancis La Bible, le Coran et la Science (1976) menjadi best-seller internasional di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia. Bucaille menjadi ternama dengan karyanya ini. Karyanya ini mencoba menerangkan bahwa Al Qur'an sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, namun bahwa Alkitab atau Bibel tidaklah demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan.


Dr. Maurice Bucaille (lahir di Pont-l'Eveque, 19 Juli 1920 – meninggal 17 Februari 1998 pada umur 77 tahun) adalah seorang ahli bedah berkebangsaan Perancis. Bucaille dalam bukunya mengkritik Alkitab atau Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya bisa diragukan. Sedangkan dalam Al Qur'an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains. Di antaranya ialah: "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan." (QS 27:88)

Bucaille menjelaskan bahwa ternyata gunung-gunung bersama dengan lempeng bumi bergerak. Jadi ayat Al Qur'an di atas sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Pada pertengahan tahun 1975 Perancis menawarkan diri pada pemerintah Mesir untuk meneliti mumi Firaun. Setelah disetujui, mumi Firaun dibawa ke Perancis untuk diteliti lebih lanjut dibawah pimpinan Prof. Dr. Maurice Bucaille. Setelah melakukan pembedahan, ternyata hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Setelah ditemukan dari laut jasadnya segera dikeluarkan dan kemudian dibalsem untuk dijadikan mumi agar awet. Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang professor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?

Hasil penelitiannya kemudian dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern atau judul aslinya , Les momies des Pharaons et la médecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boès (penghargaan dalam sejarah) dari Académie française dan Prix general (Penghargaan umum) dari Academie nationale de medicine, Perancis.

Ditengah kepuasan atas semua prestasinya itu, ada seorang teman Bucaille mengatakan “jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menanggapinya mustahil. Bagaimana tidak, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.

Ditengah kebingungan ini, Bucaille bertanya kepada ilmuwan muslim dan tentu saja langsung ditunjukkan salah satu ayat Al-Quran “Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu (Firaun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS Yunus [10]: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Al-Quran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar dan mengakui “Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Al-Quran ini”.

Kisah masuk Islam-nya Prof. Dr. Maurice Bucaille sejatinya mencerahkan kita. Bahwa keimanan yang sebenarnya, lahir dari sebuah proses berfikir, bukan semata-mata ikut-ikutan atau warisan orang tua. Ini juga menjadi bukti kebenaran Al-Quran sebagai wahyu Allah. Makanya sudah pasti kalo hidup kita diatur oleh hukum-hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran, Sunnah, Ijma, dan Qiyas, dijamin akan berkah dunia akhirat

Sebarkan dan raih amal shaleh.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar